Nasehatin Urang !

Di dunia yang kita gak pintar sendirian, juga karena emang (saya) seringnya sok pintar, wajar kalau kita meminta pendapat dan saran dari orang lain.

Biar apa yang jadi pilihan tindakan kita, tentu berpeluang lebih baik. Kita sebagai yang tidak maha mengetahui akan menjadi sangat butuh yang namanya nasehat.

Ini yang saya ketahui, tentang adab meminta nasehat ; CMIIW

  • pertama, mencari kebenaran bukan pembenaran

Membuka pikiran sejak dalam pikiran, maksudnya saat kita berencana meminta nasehat dari oranglain, pikiran kita sudah harus siap menerima segala hal yang akan kita dapatkan.

Gak bisa gitu fat, kan mesti dipilah baik buruknya!

Indeed, segala hal buruk wajar dihindari, tapi ini kondisi saat kita meminta, minta dikasi sesuatu, saran, ilmu, wejangan. Percaya pada yang dimintai nasehat itu keharusan, kita sebatas menerima, mungkin ada diskusi dalam proses penerimaan, but we dont on judgement area, bukan this right atau oh no this is bad idea, kita terima semua.

Gini, kita jangan minta nasehat kalau sudah ada maksud ke arah tertentu. Misal saya masih bingung nih mau kerja di offshore atau kantor, tapi kayaknya kerja offshore lebih enak deh, duitnya eh, lebih bagus ini, itu, dll sehingga sudah ada kecenderungan awal. Maka dalam meminta nasehat, hal ini dikesampingkan dulu, kita butuh pikiran pure buat nerima berbagai masukan.

  • Kedua meminta saran kepada orang yang dipercaya

Wajarlah, meminta saran dari orang yang ahli, yang capable, wishable , entah itu guru, orangtua, temen, dekan, ketua club, tukang cendol, dll yang kita percaya.

Poin saya, dalam meminta saran, kita gak sembarangan. Dan ini bukan berarti kita menutup diri dari yang lain, I dont get it, I dont know you, bukan. Dikasih nasihat mah sama siapa aja, dari baca sesuatu bisa dapat nasihat, dengerin youtube, dari mana aja bisa dapat saran, cuman kalau konteksnya kita.aktif.minta.saran , nah ini yang perlu dikualifikasi.

Meminta nasehat dari mereka yang dipercaya karena keilmuannya, karena pengalamannya, atau karena kenalnya mereka pada diri kita (sebenarnya). the real you, iya kamu.

Jadi, tujuan mulianya itu biar saran yang kita minta itu, menambah keyakinan, bukan justru membingungkan, bukan malah membuat ragu sama sarannya atau lebih lebih sama orangnya.

  • ketiga, menjalankan saran yang didapat

begitulah kata nike, lu mau lari, lari aja, gak usah kebanyakan mikir mau berapa kilo, nanti kuat gak ya, cape, ntar kalo kebelet pipis pas lari gimana, udah ntarnya nanti, just do it!

Kita sudah tau dapat nasehat dari siapa, nasehatnya juga baik, dari orang yang dipercaya, terus gak dikerjain. mamen.

Kemungkinan gak berhasil, sarannya gak cocok, di luar kuasa kita. Ikhtiar kok, usaha meraih keberhasilan yang belum tentu langsung berhasil. Pasrah amat? ya emang itu pasangannya, usaha sama tawakkal, usaha pake strategi, tawakkal menenangkan hati, ganteng.

Ada gray matter dalam otak yang mampu menyambungkan informasi, sehingga kita bisa membuat perencanaan dan mengambil keputusan. Ada energi yang jadi modal gerak kita.

Dan ada Tuhan yang menciptakan itu semua. Dia yang membuat aturan penciptaan, pohon mengakar dulu baru meninggi dengan batang, air yang mengudara saat menguap lalu turun lagi ketika massa jenisnya naik, dan berbaagai hal termasuk proses kita meminta saran.

Faqulikmaruu ! Fasayarallah akmalakum, wa Rasuluhu wal mukminuun. Wa saturadduna aalimil ghaybi wash shahadah, fayunabbiukum bimaa kuntum takmaluun.

note : tulisan ini dibuat bener bener sebagai pengingat bagi penulis, yang sering gagal, pernah menyerah, suka cuman wacana, dan masih mau memperbaiki diri.

Leave a comment